Pengalaman traumatis psikologis adalah kerusakan psikologis pada jiwa yang biasanya terjadi karena pengalaman yang menjengkelkan.
Stres traumatis sering kali disebabkan oleh stres emosional yang berlebihan yang melebihi kapasitas seseorang untuk mengelola, atau bahkan mengintegrasikan perasaan yang terlibat dalam pengalaman itu ke dalam citra diri orang tersebut. Ini juga dapat disebabkan oleh menjadi korban serangan yang membuat orang tersebut terluka secara psikologis dan rusak secara fisik. Ini juga dapat disebabkan oleh peristiwa traumatis yang terjadi di rumah, di sekolah, di tempat kerja, atau selama acara olahraga.
Stres traumatis dialami oleh banyak orang sepanjang hidup mereka. Merupakan kejadian umum bagi anak-anak untuk mengalami peristiwa traumatis di mana mereka mengalami pengalaman kekerasan atau mengancam di beberapa titik dalam hidup mereka. Seorang anak memiliki kemungkinan yang sama untuk mengalami peristiwa traumatis seperti orang dewasa. Ada beberapa cara yang membuat anak-anak terluka atau bahkan terbunuh karena kelalaian orang lain. Ada juga situasi tertentu di mana anak-anak disakiti secara fisik sebagai orang dewasa oleh orang dewasa lainnya, tetapi jarang sekali mereka mengalami peristiwa traumatis separah anak-anak.
Peristiwa traumatis bagi anak merupakan pengalaman yang menakutkan dan tidak terduga yang dapat membuat anak merasa takut dan trauma. Anak-anak tidak belajar bagaimana mengatasi perasaan mereka segera setelah suatu kejadian.
Bahkan jika anak belajar bagaimana menangani perasaannya segera setelah kejadian, anak tersebut mungkin masih memiliki perasaan takut dan tertekan dan mungkin merasa seperti dia telah dipukul di dada atau kepala berulang kali serta menderita secara fisik. cedera, termasuk memar. Dia mungkin juga merasa mual di satu sisi atau sisi lain dan mungkin muntah.
Anak-anak yang menjadi korban dari jenis pengalaman traumatis ini biasanya juga mengalami beberapa tingkat trauma mental, meskipun tidak separah cedera fisik. Seringkali anak yang mengalami cedera fisik akan terus merasakan sakit atau bahkan mengalami sesak napas selama sisa hidupnya. Cedera fisik cenderung memudar, tetapi trauma psikologis seringkali tidak.
Penting bagi orang tua untuk mengingat bahwa banyak anak telah menderita peristiwa traumatis dan bahwa sebagian besar dari anak-anak ini tidak tumbuh menjadi penyiksa anak. Kebanyakan anak yang mengalami peristiwa traumatis akan mengembangkan mekanisme koping yang tepat seperti mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman. Mereka juga dapat mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang baik dan biasanya akan berusaha untuk mengatasi pengalaman traumatis mereka. Beberapa masalah yang mungkin mereka alami sekarang akan memudar seiring waktu, tetapi ketidakmampuan anak untuk belajar menyesuaikan diri dengan efek emosi negatif mungkin tidak akan pernah hilang sama sekali.
Peristiwa traumatis sering kali menjadi penyebab utama kecemasan, depresi, dan terkadang pikiran untuk bunuh diri.
Namun, ada beberapa kejadian di mana anak yang mengalami peristiwa traumatis dapat pulih dari pengalaman traumatisnya dan menjalani hidup bahagia dan sehat. Aspek terpenting dari proses pemulihan trauma pada anak adalah mereka perlu menerima perasaan yang dia rasakan dan mulai melupakannya.
Salah satu metode pereda nyeri untuk anak yang digunakan adalah hipnotis. Anak-anak yang pernah mengalami peristiwa traumatis dapat diobati perasaannya dengan menggunakan teknik relaksasi yang dapat mengurangi tekanan emosional yang mereka rasakan. Banyak anak juga mendapat manfaat dari menerima terapi untuk membantu mereka menghadapi trauma yang mereka alami dan belajar mengendalikan ketakutan mereka akan hal-hal yang menyebabkan mereka berduka. Ini dapat termasuk membantu anak memahami ketakutannya pergi ke tempat baru atau memiliki orang baru di sekitar mereka, seperti pindah ke kota atau kota lain.
Sementara beberapa anak mampu melewati pengalaman mereka saat dewasa, yang lain tidak dan mungkin membutuhkan konseling dan psikoterapi untuk mengatasi trauma yang mereka alami. Ada juga metode pengobatan lain yang dapat digunakan selama dan setelah pemulihan anak. Dalam beberapa kasus, orang tua mungkin harus memilih untuk menggunakan salah satu metode pengobatan sambil memberikan waktu kepada anak untuk sembuh sendiri. Bagaimanapun, penting untuk diingat bahwa anak-anak mampu untuk sembuh dari trauma.